Wahai sauadaraku, salah satu nikmat terbesar yang diberikan Allah kepada kita adalah petunjuk iman. Maka bagi Nyalah segala pujian yang telah memberikan petunjuk kepada kita ke jalan ini, mendekatkan kita kepadanya dan menjauhkan kepada selainnya, serta memberikan kepada kita rezeki dengan diutusnya Muhammad r dan mengharamkannya kepada selain kita.
La ilaha illallah, betapa banyak pengaruh dakwahnya! La ilaha illallah, betapa banyak manfaat dari risalahnya! Sesiapa yang yakin bahawa dia akan diberi petunjuk dengan petunjuk selain petunjuk Allah yang diberikan melalui Rasulullah r, maka baginyalah laknat Allah, malaikat dan semua manusia. Allah tidak akan menerima semua perbuatan dan tindakannya, tidak akan melihatnya pada hari kiamat dan tidak akan menyuci¬kannya. Baginyalah azab yang pedih di dalam neraka.
Hal ini dibenarkan oleh Rasulullah, dimana dia bersabda:
مَثَلُ مَا بَعَثَنِي اللَّهُ بِهِ مِنَ الْهُدَى وَالْعِلْمِ كَمَثَلِ الْغَيْثِ الْكَثِيرِ أَصَابَ أَرْضًا .
“Perumpamaan petunjuk dan ilmu yang Allah berikan dengan diutusnya aku adalah seperti hujan yang membasahi tanah.”
Rasulullah juga bersabda:
“Demi jiwa Muhammad yang berada dalam. kekuasaan Nya, belum pernah aku mendengar ada seorang pun dari umat ini yang beragama Yahudi dan Nasrani, kemudian dia mati dan belum mempercayai apa yang aku bawa (Islam), melainkan mereka adalah penduduk neraka.”
Lihatlah firman Allah:
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal soleh, Allah yang melimpah-limpah rahmat-Nya akan menanamkan bagi mereka dalam hati orang ramai perasaan kasih sayang.” (Surah Maryam: 96)
“Sebenarnya orang-orang yang beriman dan beramal soleh sudah tetap Kami tidak akan menghilangkan pahala orang-orang yang berusaha memperbaiki amalnya.” (Surah al Kahfi: 30)
Betapa kita memerlukan iman dan petunjuk Allah.
Ketahuilah, sebelum diutusnya Muhammad di muka bumi ini, kita adalah umat yang tidak berharga sama sekali, tidak memiliki cahaya, sebagaimana yang digambarkan dalam firman Allah:
“Dialah yang telah mengutuskan dalam kalangan orang-orang (Arab) yang Ummiyyin, seorang Rasul (Nabi Muhammad s.a.w) dari bangsa mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah (yang membuktikan keesaan Allah dan kekuasaan-Nya), dan membersihkan mereka (dari iktiqad yang sesat), serta mengajarkan mereka Kitab Allah (al-Qur’an) dan Hikmah (pengetahuan yang mendalam mengenai hukum-hukum Syarak). dan sesungguhnya mereka sebelum (kedatangan Nabi Muhammad) itu adalah dalam kesesatan yang nyata.” (Surah al Jumu’ah: 2)
Dan waktu itu kita hanyalah umat yang menyembah berhala, umat yang bersujud kepada patung, umat yang meminum. khamar, umat yang selalu melakukan zina dan kemungkaran, tidak mempunyai prinsip prinsip dasar, nilai, perilaku dan peraturan.
Dalam sebuah hadith disebutkan, “Sesungguhnya Allah melihat kepada penduduk bumi kemudian mencemuhnya.”
Pertama: Menjaga semua kewajipan kita kepada Allah, terutama solat.
Allah telah berfirman:
“Sesungguhnya solat itu adalah satu ketetapan yang diwajibkan atas orang-orang yang beriman, yang tertentu waktunya.” (Surah al-Nisa : 103)
“Sesungguhnya solat itu mencegah dari perbuatan yang keji dan mungkar.” (Surah al ‘Ankabut: 45)
Ibadah yang pertama kali kita lakukan adalah solat. Dan per¬tama kali yang menghancurkan agama adalah yang meningalkan solat. Oleh itu, Rasulullah bersabda:
“Sesungguhnya, tali penghubung antara seorang yang syirik dan kafir adalah me¬ninggalkan solat.”
Rasulullah r juga bersabda,
“Janji antara kami dan mereka adalah solat, sesiapa yang meninggalkannya, maka dia telah kafir.”
Melakukan solat pada waktunya itu. menunjukkan kepercaya¬an seorang hamba terhadap Tuhannya dan pembaharuan suatu pengakuan ke atas keesaan Allah.
Pada waktu Umar berada di daerah Quds, beliau menulis surat kepada Sa’ad, “Wahai Sa’ad! Allah, Allah, Allah dalam solat. Se¬sungguhnya, yang sangat aku khuatirkan dari kamu adalah meninggalkan solat.” Apabila solat ditinggalkan, bererti orang itu telah menghancurkan dirinya sendiri. Apabila solat ditinggalkan, maka itulah kegagalan. Apabila solat ditinggalkan, maka akan cenderung kepada zina, riba, khamar, kekufuran dan terkeluar dari nilai-nilai positif.
Oleh itu, apabila orang orang dahulu telah mengetahui perintah solat, maka dia melakukannya dengan sebenar benar¬nya. Pada saat Sa’id al Musayyab telah didatangi oleh kematian dan anaknya menangis di samping kepalanya, maka beliau berkata, “Wahai anakku, janganlah engkau menangisiku. Demi Allah, tidak ada seorang muazin pun yang berazan selama empat puluh tahun, melainkan aku sedang berada di dalam masjid.”
Al A’masy, seorang yang zuhud dan ahli ibadah, berkata kepada anak perempuannya, “Demi Allah, takbiratul ihram dalam solat jamaah yang aku lakukan selama empat puluh tahun ini tidak akan menghancurkanku.”
Sesungguhnya, bukti adanya pengakuan yang paling baik terhadap agama ini ada dalam solat lima waktu. Oleh itu, Amir Ibnu Abdullah bin al-Zubeir berkata, “Wahai Tuhan, aku memohon kepadamu bangkai yang baik.”
Mereka bertanya, “Apakah Yang dimaksud dengan bangkai yang baik?”
Dia menjawab, “Tuhanku mewafatkanku ketika aku sedang sujud.”
Allah pun mengabulkan doanya, maka Dia mengambil rohnya ketika dia sedang bersujud. Allah berfirman:
“Dan orang-orang yang berusaha dengan bersungguh-sungguh kerana memenuhi kehendak ugama kami, sesungguhnya Kami akan memimpin mereka ke jalan-jalan Kami (yang menjadikan mereka bergembira serta beroleh keredaan); dan sesungguhnya (pertolongan dan bantuan) Allah adalah berserta orang-orang yang berusaha membaiki amalannya.” (Surah al Ankabut: 69)
Iman tanpa di sertai solat yang khusyuk, maka bukanlah iman yang sebenarnya.
Di antara tanda tanda orang munafik adalah meninggalkan solat jamaah. Ibnu Mas’ud berkata, “Di antara kita tidak ada orang yang ketinggalan melakukan solat melainkan orang munafik yang diketahui kemunafikannya.”
Sedangkan kita, selalu mengeluh dengan segala macam penyakit, penderitan dan kesukaran yang menimpa kita!
Negeri Palestin tidak akan hancur melainkan dengan lemahnya iman. Negeri Muslim tidak akan hancur melainkan dengan menyia¬-nyiakan iman. Oleh itu, tidak ada yang kita cemuh kecuali diri kita sendiri dan apa yang kita bawa dalam hati kita; iaitu sikap dingin dan berasa terkekang dengan adanya ajaran agama Islam ini.
Kedua: Memikirkan kurnia kurnia Allah.
Salah satu faktor yang dapat menjaga iman, menurut para ulama dan ahli keutamaan adalah memikirkan kurnia kurnia Allah dan memikirkan tanda tanda kekuasaan Allah yang ada di alam semesta, serta merenungkan ayat ayat Allah yang terdapat di dalam al Qur’an. Apabila semua itu dilakukan, maka hal itu dapat memberikan petunjuk kepadamu. Allah I berfirman:
“(Mengapa mereka yang kafir masih mengingkari akhirat) tidakkah mereka memperhatikan keadaan unta bagaimana ia diciptakan? Dan keadaan langit bagaimana ia ditinggikan binaannya.? Dan keadaan gunung-ganang bagaimana ia ditegakkan? Dan keadaan bumi bagaimana ia dihamparkan?(Surah al Ghasyiyah: 17 20)
Salah seorang da’i yang menyeru kepada Allah menukil sebuah ungkapan dari seorang cendekiawan Amerika (Crist Marsoon) yang bertanya, “Siapakah yang memberi petunjuk kepada lebah untuk membuat sarang madunya apabila kita memisahkannya, apakah dia melakukan dengan sendirinya?” Da’i tersebut menjawab, “Tidak, tetapi dia diajarkan oleh Allah yang mengajarkan segala sesuatu. Firman Allah :
“(Tuhan)yang Maha Pemurah serta melimpah-limpah rahmat-Nya.Dialah yang telah mengajarkan al-Qur’an. Dialah yang telah menciptakan manusia. Dialah yang telah membolehkan manusia (bertutur) memberi dan menerima kenyataan.” (Surah al-Rahman: 1 4)
Yang mengajarkan lebah untuk membuat sarangnya adalah Allah yang Maha Agung dan Maha Tinggi, sebagaimana dalam firman-Nya:
“Dan Tuhanmu memberi ilham kepada lebah: “Hendaklah engkau membuat sarangmu di gunung-ganang dan di pokok-pokok kayu, dan juga di bangunan-bangunan yang didirikan oleh manusia.” (Surah an¬Nahl [16], ayat: 68)
Itulah ajaran Allah dan tanda tanda yang menunjukkan keesaan Nya.
Syair menyebut: “Dalam segala sesuatu itu ada tanda tanda yang menunjukkan bahawa Dia adalah Esa. Sungguh hairan mengapa orang berani menderhakai Allah, samseng dan menentang Allah.”
Jadi, salah satu perkara yang dapat mendidik keimanan, merasakan pengawasan yang Maha Esa, memunculkan keagungan Allah dan rasa takut kepada Allah adalah memikirkan tanda tanda kekuasaan Allah.
Ibnu Kathir telah menukil tafsir firman Allah ,
“Wahai sekalian manusia! beribadatlah kepada Tuhan kamu yang telah menciptakan kamu dan orang-orang yang terdahulu daripada kamu.” (Surah al Baqarah: 21), dari Imam Malik bahawa Harun al Rasyid bertanya kepadanya, “Apa bukti adanya kekusaan Allah Yang Maha Esa?”
Imam Malik menjawab, “Suara yang berbeza beda, loghat bahasa yang berbeza-beza dan bahasa yang berbeza beza inilah yang menunjukkan kekuasaan Sang Pencipta bumi dan langit.”
Imam Ahmad, ketika mendefinasikan kekuasaan Sang Maha Pencipta dan untuk menambah keimanan yang dia perolehi di dalam ayat ayat ini, beliau berkata, “Inilah sebiji telur. Kulitnya berwarna perak keputih putihan dan isinya adalah emas murni. Dari dalam¬nya keluar binatang yang mendengar dan melihat. Bukankah itu menunjukkan adanya Zat yang Maha Melihat dan Maha Mendengar!”
Sesungguhnya, Allahlah yang telah menciptakan dan menen¬tukan segala sesuatu sesuai dengan ketentuannya. Oleh itu, akidah seorang Muslim akan bertambah dan meningkat apabila melihat tanda tanda kekuasaan Allah yang nampak di alam. Oleh itu, wajib bagi kita untuk memikirkan tanda tanda kekuasaan Allah yang Maha Esa.
Anas Ibnu Malik t berkata: “Dhamam Ibnu Tha’labah datang me¬nemui Rasulullah yang sedang duduk membelakangi kita. Dhamam bertanya, “Di manakah Ibnu Abdul Muthalib?” Dan kami men¬jawab, “Itulah dia, lelaki yang berkulit putih bersih dan menawan untuk dipandang.” Maka dia melangkah kepada orang yang dimaksudkan(Rasulullah r) dan bertanya, “Wahai Ibnu Abdul Muthalib?”
Rasulullah menjawab, “Tanyalah apa yang hendak kau tanyakan!”
Dhamam bertanya, “Siapakah yang meninggikan langit?”
Rasulullah mejawab, “Allah.”
Dhamam bertanya lagi, “Siapakah yang membentangkan bumi?”
Rasulullah menjawab, “Allah.”
Dhamam bertanya lagi, “Siapakah yang menegakkan gunung gunung?”
Rasulullah menjawab, “Allah.”
Dhamam bertanya: “Aku bertanya kepadamu siapakah yang meninggikan langit, membentangkan bumi dan menegakkan gunung-gunung. Apakah Allah mengutus kamu kepada kami sebagai Rasul?”
Rasulullah menjawab, “Ya benar.”
Dia bertanya, “Aku bertanya kepadamu siapakah yang meninggikan langit, membentangkan bumi dan menegakkan gunung-gunung. Apakah Allah memerintahkanmu untuk memerintahkan kami mengerjakan solat lima waktu?”
Rasulullah menjawab, “Ya benar.”
Lalu dia berkata, “Aku bersaksi bahawa tiada Tuhan yang layak disembah melainkan Allah dan engkau adalah Rasul Nya. Demi Allah, aku tidak akan menambah dan mengurangi apa yang aku dengar. aku adalah Dhamam Ibnu Tha’labah, saudara Bani Sa’ad Ibnu Bakar.”
Setelah dia pergi, Rasulullah r bersabda, “Sesiapa yang ingin melihat penduduk syurga, maka lihatlah orang itu.”
Segala sesuatu menunjukkan kepada Allah; langit, air, sinar, gunung, hujan, batu, manusia, semuanya mengatakan bahawa di sana ada Tuhan, aiatu Allah.
Ketiga: Ibadah ibadah sunnah.
Engkau adalah hamba Allah. Dan bukanlah dinamakan menyembah, apa yang diperkatakan oleh kelompok al Murji’ah, “Iman itu berada di dalam hati. Hal itu cukup dibenarkan dan diketahui sahaja.” Pendapat ini terkadang ditemui pada diri Fir’aun, Qarun dan Hamam. Iman itu adalah solat wajib dan Sunnah. Iman ada¬lah berdoa dan menangis. Iman adalah menghadap dan meninggal¬kan kehidupan dunia untuk menuju kepada Tuhan yang Maha ¬hidup dan selalu menguruskan hamba Nya.
Di dalam Sahih Muslim, dari hadith Rabi’ah Ibnu Malik al Aslami berkata, “Wahai Rasulullah, aku memohon kepadamu agar aku dapat menjadi sahabatmu di syurga.” Rasulullah berkata, “Apakah ada permintaan yang lainnya?” Dia menjawab, “Cukup itu sahaja.” Rasulullah bersabda, “Tolonglah aku untuk memperbanyakkan sujud.”
Dalam, Sahih Muslim, dari Thauban bahawa Rasulullah bersabda:
“Sesungguhnya, tidaklah engkau bersujud kepada Allah sekali, kecuali Allah mengangkatmu satu darjat dengannya.”
Sesungguhnya jalan menuju ke syurga itu dapat ditempuh dengan ibadah-ibadah sunnah.
Di dalam Sahih al Bukhari, Rasulullah bersabda:
“Allah I berfirman: “Tidaklah hamba Ku itu mendekatkan diri kepada¬Ku dengan sesuatu yang lebih Aku sukai daripada dengan melakukan sesuatu yang aku wajibkan ke atasnya. Dan hamba-Ku sentiasa mendekatkan diri kepadaku dengan amalan-amalan sunnah sampai Aku mencintainya. Apa¬bila Aku mencintainya, maka Aku menjadi pendengarannya yang dia gunakan untuk mendengar dan penglihatannya yang dia gunakan untuk melihat.”
Ertinya, Sebahagian manusia ada yang bermaksud dan berlumba-lumba dengan kebaikan. Adapun orang yang menang adalah orang yang mempunyai amal amal ibadah sunnah, mempunyai zikir, setiap tarikan nafasnya adalah tasbih dan kelak dia berhak menghadap kepada Zat yang Maha hidup dan Mengurus makhluk Nya.
Ketahuilah, sesungguhnya yang dapat menjaga keimanan se¬seorang adalah ibadah ibadah sunnah. Ketahuilah, bukti kebenar¬an seorang Mukmin itu terkandung di dalam ibadah ibadah sunnah. Ketahuilah, dengan banyak bersujud, melakukan ibadah ibadah sunnah dan membaca al Qur’an itu adalah langkah yang maju untuk menjaga keimanan.
Ketahuilah, orang yang paling besar kekuatannya di sisi Allah adalah orang yang paling taat di antara kita kepada Allah yang Maha Pencipta, yang zuhud, bertaubat kepada Nya dan orang yang paling banyak beribadah kepada Allah.
Menurut para ulama, ibadah ibadah sunnah itu memiliki ke¬utamaan yang besar. Bagi merekalah khabar gembira kerana ketekunan mereka beribadah pada malam hari, kerana banyaknya berzikir dan merenungkan tanda tanda kekuasaan Allah.
Adapun sebab kemalasan kita melakukan ibadah ibadah sunnah pada waktu sekarang ini adalah adanya doktrin-doktrin atapun anggapan yang datang dan mempengaruhi fikiran orang Muslim saat ini, iaitu seperti ungkapan, “Tidak perlu melakukan ibadah ibadah Sunnah” ataupun doktrin yang mengatakan, “Sesungguhnya, masalah-masalah yang bersifat teori itu harus dipecahkan secara rasional agar dapat memecahkan masalah masalah umat pada waktu sekarang ini.”
Aku akan selalu menyeru kepada diriku sendiri dan semua orang Islam untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah dengan melakukan ibadah ibadah Sunnah. Sebab, di dalam ibadah ibadah itulah terdapat pemecahan terhadap permasalahan keimanan dan akhlak. Demikian juga, ianya dapat memecahkan semua masalah yang kita hadapi dalam peningkatan dan kemajuan kita.
Seseorang mengatakan: “Apabila keimanan telah hilang, maka tidak ada keamanan dan tidak ada dunia bagi orang yang tidak menghidupkan agama. Sesiapa yang rela kehidupan dengan tanpa agama maka dia telah menjadikan kehancuran mendekati kita.”
Tidak ada kehidupan bagi kita melainkan dengan keimanan. Keimanan itu lebih penting dari pada air dan udara. Hilangnya air dan udara hanya menyebabkan dia mati di dunia, sedangkan hilangnya iman dari dalam hati menyebabkan dia mati di dunia akhirat.
إلى الذين أسرفوا على أنفسهم
Dr. Aidh bin Abdullah al-Qarni
0 Ulasan